Niat Menentukan Nilai Amal (Syarah Hadist #1)

Niat Menentukan Nilai Amal (Syarah Hadist #1)

Niat Menentukan Nilai Amal

Teks Hadits
"إنَّما الأعْمَالُ بالنِّيَّةِ، وإنَّما لِامْرِئٍ ما نَوَى، فمَن كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللَّهِ ورَسولِهِ، فَهِجْرَتُهُ إلى اللَّهِ ورَسولِهِ، ومَن كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى دُنْيَا يُصِيبُهَا أوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا، فَهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إلَيْهِ."
Perawi: Umar bin Khattab
Sumber: Shahih al-Bukhari no. 54, juga diriwayatkan oleh Muslim no. 1907 dengan sedikit perbedaan redaksi.
Status Hadits: Shahih

Terjemah Hadits

Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang hanya mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang siapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya (dinilai) kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa hijrahnya untuk dunia yang ingin ia peroleh, atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya (dinilai) kepada apa yang ia niatkan tersebut.”

Penjelasan Hadits

Hadits ini adalah salah satu pokok ajaran Islam dan merupakan salah satu kaidah agung dalam syariat. Para ulama menyebutnya sebagai sepertiga ilmu, karena cakupannya yang luas terhadap amal-amal seorang Muslim, baik ibadah maupun aktivitas sehari-hari.

Makna Niat dalam Islam

Niat adalah dorongan hati yang mengarahkan seseorang dalam beramal. Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa amal apapun tidak sah dan tidak bernilai ibadah kecuali disertai dengan niat yang benar. Karenanya, amal-amal lahiriah hanya akan bernilai di sisi Allah bila bersumber dari hati yang ikhlas mengharap ridha-Nya.

Setiap Orang Mendapatkan Apa yang Diniatkan

Kalimat "وإنما لامرئ ما نوى" (dan sesungguhnya setiap orang hanya mendapatkan apa yang ia niatkan) menunjukkan bahwa balasan amal tergantung pada tujuan dalam hati. Jika niatnya baik, maka ia akan mendapatkan pahala. Jika niatnya hanya untuk dunia, maka hanya dunia itulah yang ia dapatkan, tanpa nilai ibadah di sisi Allah.

Contoh Praktis: Hijrah

Nabi ﷺ memberikan contoh nyata untuk memperjelas makna hadits, yaitu hijrah.

• Jika seseorang hijrah meninggalkan kampung halamannya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya dinilai sebagai ibadah yang agung.
• Tapi jika seseorang hijrah demi dunia atau wanita yang ingin dinikahi, maka nilainya pun sebatas pada tujuannya itu—tidak berpahala sebagai ibadah.

Pelajaran Penting dari Hadits

1. Pentingnya niat dalam setiap amal. Bahkan amal duniawi seperti makan, tidur, dan bekerja dapat bernilai ibadah jika diniatkan untuk mencari keridhaan Allah.
2. Ikhlas adalah kunci diterimanya amal. Niat yang benar haruslah karena Allah, bukan karena dunia, pujian, atau kepentingan pribadi.
3. Evaluasi diri dalam beramal. Setiap Muslim hendaknya selalu memeriksa dan meluruskan niatnya sebelum melakukan sebuah perbuatan.

Penutup

Hadits ini mengingatkan kita untuk selalu menghadirkan niat yang benar dalam setiap aktivitas. Bukan hanya dalam ibadah mahdhah seperti shalat atau puasa, tetapi juga dalam aktivitas harian seperti bekerja, belajar, dan berinteraksi sosial. Dengan niat yang ikhlas, setiap langkah hidup seorang Muslim bisa bernilai ibadah dan menjadi bekal di akhirat.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi melihat kepada hati dan amal kalian." (HR. Muslim)

Tim Belajar Syariah

Posting Komentar untuk "Niat Menentukan Nilai Amal (Syarah Hadist #1)"