Keutamaan dan Cara Menjaga Niat yang Benar | Syaikh Khalid Mahmud Al-Juhany
Keutamaan dan Cara Menjaga Niat yang Benar
Makna Niat
Para ahli bahasa menyatakan bahwa niat secara asal bermakna "keinginan" atau "permintaan".
Adapun secara istilah syar'i, niat adalah maksud hati seseorang terhadap suatu hal dan kesungguhannya dalam menginginkannya. Ada pula yang mengatakan bahwa niat adalah tekad hati. (‘Alamul Hadist, Al Khaththaby: 1/112)
Sebagian ulama menjelaskan bahwa niat adalah dorongan hati menuju sesuatu yang dipandang sesuai dengan tujuan, baik untuk meraih manfaat atau menolak bahaya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun dalam syariat, niat dikhususkan sebagai kehendak yang mengarah kepada perbuatan demi mencari ridha Allah dan menjalankan perintah-Nya.
Pentingnya Niat dalam Beramal
Ketahuilah—semoga Allah merahmati kita semua—bahwa telah menjadi kaidah dalam syariat Islam bahwa pahala tidak akan diperoleh kecuali dengan niat. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan adanya niat yang benar dalam setiap amal, yaitu niat ihtisab (mengharap pahala dari Allah). Hadits-hadits yang berbicara tentang amal secara umum harus dipahami dalam konteks hadits-hadits yang menjelaskan pentingnya niat. (Fathul Baari: 3/119).
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
"Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan niat yang salah, amal ketaatan bisa berubah menjadi maksiat. Sebaliknya, perkara yang mubah bisa berubah menjadi amal kebaikan atau malah menjadi dosa tergantung niatnya. Adapun maksiat, ia tidak akan pernah menjadi kebaikan meskipun diniatkan baik. Bahkan bisa jadi dosanya semakin besar karena niat yang buruk dan maksud yang jahat.
Cara Memperbaiki dan Menjaga Niat
Menjaga niat agar tetap ikhlas dan lurus di hadapan Allah bukan perkara mudah. Maka di antara cara untuk memperbaiki dan menjaga niat adalah sebagai berikut:
1. Berdoa agar Diberi Keikhlasan dan Dijauhkan dari Riyaa’
Doa merupakan salah satu cara terbaik untuk memohon kepada Allah agar hati kita selalu ikhlas. Nabi ﷺ bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَلشَّرْكُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ، أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى شَيْءٍ إِذَا قُلْتَهُ ذَهَبَ عَنْكَ قَلِيلُهُ وَكَثِيرُهُ؟
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh syirik itu lebih tersembunyi daripada semut yang merayap. Maukah aku tunjukkan suatu doa, jika engkau mengucapkannya maka akan lenyap darimu syirik yang sedikit maupun yang besar?"
Kemudian beliau bersabda:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ
"Ucapkanlah: 'Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari mempersekutukan-Mu sedangkan aku mengetahuinya, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas apa yang tidak aku ketahui.'"
(HR. Bukhari)
2. Meneladani Doa Umar bin Khattab
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu biasa berdoa:
للَّهُمَّ اجْعَلْ عَمَلِي صَالِحًا، وَاجْعَلْهُ لَكَ خَالِصًا، وَلَا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ فِيهِ شَيْئًا
"Ya Allah, jadikanlah amalanku amal yang shalih, dan jadikanlah ia ikhlas karena-Mu, dan janganlah Engkau jadikan bagian untuk siapa pun dalam amal tersebut." (HR. Ahmad).
3. Introspeksi Sebelum Beramal
Seseorang hendaknya bertanya kepada dirinya sebelum melakukan suatu amal:
"Apa maksud dan tujuanku dari amal ini?"
Jika jawabannya adalah karena Allah, maka teruskanlah. Namun jika karena selain Allah seperti ingin dipuji atau dihormati, maka hendaknya ia menahan diri hingga dapat menghadirkan niat yang baik.
4. Merasa Diawasi oleh Allah
Seseorang harus selalu merasa bahwa Allah Maha Mengetahui isi hati dan niatnya. Allah tidak melihat rupa dan harta manusia, tetapi Allah melihat hati dan amal mereka. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian."
(HR. Muslim)
5. Menyadari Bahwa Tanpa Keikhlasan, Hamba Akan Terperdaya
Jika seorang hamba tidak mengikhlaskan niatnya hanya untuk Allah, maka ia akan diperbudak oleh makhluk, dan hatinya akan dikuasai oleh setan. Ia akan menjadi saudara para setan dan terjerumus ke dalam keburukan dan kekejian yang hanya Allah yang mengetahuinya.
Menjaga niat agar tetap lurus semata-mata karena Allah adalah pondasi utama dalam setiap amal. Amal tanpa niat ikhlas laksana bangunan tanpa fondasi: mudah runtuh dan sia-sia. Mari kita jaga niat, luruskan tujuan, dan senantiasa memohon kepada Allah agar menjadikan setiap langkah kita bernilai ibadah di sisi-Nya.
Syaikh Khalid Mahmud Al-Juhany
Posting Komentar untuk "Keutamaan dan Cara Menjaga Niat yang Benar | Syaikh Khalid Mahmud Al-Juhany "
Posting Komentar
Santun dalam berkomentar, cermin pribadi anda