Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keutamaan Al-Qur'an di Bulan Ramadhan | Dr. Sirajul Yani, M.H.I

Keutamaan Al-Qur'an di Bulan Ramadhan | Dr. Sirajul Yani, M.H.I

Keutamaan Al-Qur'an di Bulan Ramadan

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan, di mana umat Muslim di seluruh dunia beribadah dengan lebih giat. Salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan di bulan ini adalah berinteraksi dengan Al-Qur'an, baik melalui tilawah (membaca), tadabbur (merenungi), maupun mudarasah (memperdalam ilmu). Hal ini tidak mengherankan karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menyatakan bahwa Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ
"Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an." Allah juga berfirman dalam surah Al-Qadr ayat 1:
إِنَّا أَنزَلْتَهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
"Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan."

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata:
أن النبي ﷺ كان جبريل يلقاه في كل ليلة من رمضان فيدارسه القرآن
Bahwa Nabi Muhammad ﷺ bertemu dengan Jibril setiap malam di bulan Ramadan untuk mempelajari Al-Qur'an bersama (HR Bukhari). Dalam hadis lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, disebutkan:
كان يعرض على النبي القرآن كل عام مرة، فعرض عليه مرتين في العام الذي قبض فيه
Bahwa Nabi ﷺ memperdengarkan Al-Qur'an kepada Jibril setiap tahun sekali, dan pada tahun terakhir sebelum wafatnya, beliau memperdengarkan Al-Qur'an sebanyak dua kali (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dari hadis-hadis tersebut, kita dapat memahami bahwa membaca dan mempelajari Al-Qur'an di bulan Ramadan sangat dianjurkan, terutama di malam hari. Bahkan, memperdengarkan bacaan Al-Qur'an kepada orang yang lebih hafal dan lebih paham juga merupakan praktik yang dianjurkan.

Al-Hafidz Ibn Rajab al-Hanbali rahimahullah berkata:
وفي حديث ابن عباس أن المدارسة بينه وبين جبريل كانت ليلا مما يدل على استحباب الإكثار من التلاوة في رمضان ليلا، فإن الليل تنقطع فيه الشواغل ويجتمع فيه الهم، ويتواطأ فيه القلب واللسان على التدبر كما قال تعالى: ﴿إِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْنَا وَأَقْوَمُ فيلا
"Dalam hadis Ibnu Abbas disebutkan bahwa mudarasah (belajar bersama) antara Nabi Muhammad ﷺ dan Jibril dilakukan di malam hari, yang menunjukkan anjuran untuk memperbanyak tilawah Al-Qur'an di malam Ramadan. Pada malam hari, gangguan berkurang, konsentrasi lebih mudah dicapai, sehingga hati dan lisan dapat bersinergi untuk merenungi ayat-ayat Al-Qur'an. Sebagaimana firman Allah SWT: 'Sesungguhnya bangun di waktu malam lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.' (QS. Al-Muzzammil: 6).” (lathaif Al ma’arif, Hal 169)

Keteladanan Salaf dalam Membaca Al-Qur'an di Bulan Ramadan

Para ulama terdahulu (salaf) memiliki semangat luar biasa dalam membaca Al-Qur'an di bulan Ramadan dan mengkhatamkannya. Beberapa contoh di antaranya:

• Az-Zuhri rahimahullah, ketika masuk bulan Ramadan, biasa berkata:
إنما هو قراءة القرآن وإطعام الطعام
"Ini adalah bulan membaca Al-Qur'an dan memberi makan kepada yang membutuhkan." (Siyar A'lam an-Nubala' karya Adz-Dzahabi,  5/326)

• Imam Malik rahimahullah, ketika masuk Ramadan, meninggalkan pelajaran hadis dan majelis ilmu, lalu berfokus pada membaca Al-Qur'an. (Latha'if al-Ma'arif karya Ibnu Rajab, hal 186).

• Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah, ketika masuk Ramadan, meninggalkan seluruh ibadah lainnya dan hanya berfokus pada membaca Al-Qur'an (Siyar A'lam an-Nubala' karya Adz-Dzahabi, 7/244)

• Al-Hafidz Zubayd Al-Yami rahimahullah, memiliki metode khusus bersama sahabat-sahabatnya di bulan Ramadan. Ketika Ramadan tiba, mereka mengumpulkan mushaf-mushaf, dan beberapa dari mereka mengkhatamkan Al-Qur'an setiap hari dan malam, sementara yang lain mengkhatamkan tiga kali dalam sehari semalam. (Hilyat al-Awliya' karya Abu Nu'aim Al-Asbahani, 5/201)

• Al-Aswad bin Yazid rahimahullah mengkhatamkan Al-Qur'an setiap dua malam di bulan Ramadan dan di luar Ramadan setiap enam malam. (Siyar A'lam an-Nubala' karya Adz-Dzahabi, 4/51)

• Qatadah rahimahullah mengkhatamkan Al-Qur'an setiap tujuh hari sekali, namun ketika Ramadan tiba, ia mengkhatamkannya setiap tiga hari sekali. Dan ketika sepuluh hari terakhir tiba, ia mengkhatamkannya setiap malam. (Latha'if al-Ma'arif karya Ibnu Rajab, hal 319)

• An-Nakha'i rahimahullah melakukan hal yang sama di sepuluh malam terakhir Ramadan, dan sepanjang bulan Ramadan ia mengkhatamkan Al-Qur'an setiap tiga hari sekali. (Siyar A'lam an-Nubala' karya Adz-Dzahabi, 4/ 251)

• Imam Syafi'i rahimahullah mengkhatamkan Al-Qur'an enam puluh kali di bulan Ramadan, dan semua itu dilakukan dalam shalat. (Manaqib Asy-Syafi'i karya Al-Baihaqi, 2/ 287)

• Sa’d bin Ibrahim bin Abdurrahman Az-Zuhri rahimahullah mengkhatamkan Al-Qur'an setiap hari. (abaqat al-Kubra karya Ibnu Sa'ad, 5/94)

• Mujahid rahimahullah mengkhatamkan Al-Qur'an di antara Maghrib dan Isya selama bulan Ramadan, dan mereka biasa menunda shalat Isya hingga seperempat malam berlalu.(Latha'if al-Ma'arif karya Ibnu Rajab, hal 316)

• Ali Al-Azdi rahimahullah mengkhatamkan Al-Qur'an di antara Maghrib dan Isya setiap malam di bulan Ramadan. (Siyar A'lam an-Nubala' karya Adz-Dzahabi, 4/51)

Ketika Imam Malik rahimahullah ditanya tentang seseorang yang mampu mengkhatamkan Al-Qur'an dalam satu malam, beliau berkata:
ما أجود ذلك! إن القرآن إمام لكل خير
"Itu adalah perbuatan yang baik, karena Al-Qur'an adalah pemimpin segala kebaikan." Diceritakan pula bahwa seorang ulama pernah shalat di samping Umar bin Al-Khattab radhiyallahu 'anhu selama Ramadan dan mendengar Umar mengkhatamkan Al-Qur'an setiap malam. (Siyar A'lam an-Nubala' karya Adz-Dzahabi, 8/ 76)

Imam Nawawi rahimahullah berkata:
وأما الذي يختم القرآن في ركعة فلا يُحصون لكثرتهم، فمن المتقدمين عثمان بن عفان، وتميم الداري وسعيد بن جبير رضي الله كان له ختمة في كل ركعة في الكعبة
"Adapun orang-orang yang mengkhatamkan Al-Qur'an dalam satu rakaat, jumlah mereka tidak terhitung banyaknya. Di antara mereka adalah Utsman bin Affan, Tamim Ad-Dari, dan Said bin Jubair radhiyallahu 'anhum, di mana mereka mengkhatamkan Al-Qur'an dalam satu rakaat di Ka'bah." (Al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab karya Imam Nawawi, 4/105)

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah juga meriwayatkan bahwa Abu Bakar bin Ayyash rahimahullah mengkhatamkan Al-Qur'an setiap hari selama hampir empat puluh tahun. Ketika ia mendekati ajalnya, saudara perempuannya menangis. Dia berkata:
ما يبكيك؟ انظري إلى تلك الزاوية، فقد ختم أخوك فيها ثمانية عشر ألف ختمة
"Apa yang membuatmu menangis? Lihatlah ke sudut itu, saudaramu telah menyelesaikan delapan belas ribu khataman di sana." (Siyar A'lam an-Nubala' karya Adz-Dzahabi, 8/499)

Al-Qasim meriwayatkan dari ayahnya, Al-Hafidz Ibnu Asakir rahimahullah,
كان يختم كل جمعة، ويختم في رمضان كل يوم
Bahwa beliau mengkhatamkan Al-Qur'an setiap Jumat dan mengkhatamkannya setiap hari selama bulan Ramadan. (Tabaqat asy-Syafi'iyyah al-Kubra karya Tajuddin As-Subki, 6/198)

Demikianlah contoh-contoh dari para salaf yang menunjukkan bahwa Ramadan adalah bulan Al-Qur'an. Barang siapa yang menghidupkan Al-Qur'an di bulan ini, maka dia telah menghidupkan bulan tersebut dengan sebaik-baiknya. Al-Qur'an dan puasa adalah dua sahabat yang tidak terpisahkan. Rasulullah ﷺ bersabda:
الصيام والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة، يقول الصيام : أي رب، منعته الطعام والشهوات بالنهار فشفعني فيه، ويقول القرآن: منعته النوم بالليل فشفعني فيه، قال: فيشفعان
"Puasa dan Al-Qur'an akan memberi syafaat kepada hamba di hari kiamat. Puasa berkata: 'Wahai Tuhanku, aku telah mencegahnya dari makanan dan syahwat di siang hari, maka izinkan aku untuk memberi syafaat baginya.' Dan Al-Qur'an berkata: 'Aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari, maka izinkan aku untuk memberi syafaat baginya.' Maka keduanya memberi syafaat." (HR. Ahmad dan Al-Hakim).

Dengan demikian, marilah kita berusaha untuk memperbanyak membaca, merenungi, dan menghidupkan Al-Qur'an di bulan Ramadan ini, agar kita dapat meraih syafaat di hari akhir.

Dr. Sirajul Yani, M.H.I

Post a Comment for "Keutamaan Al-Qur'an di Bulan Ramadhan | Dr. Sirajul Yani, M.H.I"