Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Niat-niat Mulia dalam Menuntut Ilmu Syar'i

Niat-niat Mulia dalam Menuntut Ilmu Syar'i

Niat-niat yang Dapat Diniatkan oleh Seorang Penuntut Ilmu

1. Niat untuk mempelajari ilmu agar dapat beribadah kepada Allah dengan pemahaman yang benar; Allah berfirman:
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Katakanlah (Muhammad), 'Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan yakin. Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.'" (QS. Yusuf: 108).

2. Niat untuk mempelajari ilmu karena menuntut ilmu adalah ibadah. Dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ومَن سلك طريقًا يلتمسُ فيه عِلمًا سهَّل الله له به طريقًا إلى الجنة
"Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim).

Ibnu Abdil Barr meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Abdullah bin As-Syikhkhir, ia berkata:
فضلُ العلم خير من فضل العبادة، وخير دينكم الوَرَع
"Keutamaan ilmu lebih baik daripada keutamaan ibadah, dan agama kalian yang terbaik adalah wara'." (HR. Ibnu Abdil Barr).

3. Niat untuk mempelajari ilmu agar mendapatkan doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bagi orang yang mendengar, menghafal, dan menyampaikan ilmu. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan ia mengatakan hadits ini hasan shahih, dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
نضَّر الله امرًا سَمِع منا شيئًا فبلَّغه كما سَمِع، فرُبَّ مبلَّغ أوعى من سامع
"Semoga Allah memberikan cahaya kepada seseorang yang mendengar sesuatu dari kami lalu ia menyampaikannya sebagaimana yang ia dengar, mungkin saja orang yang disampaikan lebih memahami daripada yang mendengar." (HR. At-Tirmidzi).

4. Niat untuk mempelajari ilmu agar Allah mengangkat derajatmu. Allah berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadilah: 11).

5. Niat untuk mempelajari ilmu agar mencapai derajat takut kepada Allah. Allah berfirman:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
"Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah para ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun." (QS. Fathir: 28).

6. Niat untuk mempelajari ilmu agar mendapatkan pahala dari majelis ilmu. Dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وما اجتمع قومٌ في بيت من بيوت الله، يتلون كتاب الله ويتدارَسُونه بينهم، إلا نزلت عليهم السكينة، وغَشِيتهم الرحمة، وحفَّتهم الملائكة، وذكَرهم الله فيمَن عنده، ومَن بطَّأ به عملُه لم يُسْرِع به نسبُه
"Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali ketenangan akan turun kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, para malaikat akan menaungi mereka, dan Allah akan menyebut mereka di hadapan malaikat-Nya." (HR. Muslim).

7. Niat untuk mempelajari ilmu agar malaikat meletakkan sayapnya untukmu sebagai bentuk ridha atas apa yang kamu lakukan. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan ia mengatakan hadits ini hasan shahih, dari Zirr bin Hubaisy, ia berkata:
أتيتُ صفوان بن عسال المرادي أسأله عن المسح على الخفَّين، فقال: ما جاء بك يا زِرُّ؟ فقلت: ابتغاء العلم، فقال: إنَّ الملائكة لَتضعُ أجنحتها لطالب العلم رضًا بما يطلب
"Aku datang kepada Shafwan bin Assal Al-Muradi untuk bertanya tentang mengusap di atas sepatu, lalu ia berkata: Apa yang membuatmu datang, wahai Zirr? Aku menjawab: Mencari ilmu, ia berkata: Sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu sebagai bentuk ridha terhadap apa yang ia lakukan." (HR. At-Tirmidzi).

8. Niat untuk mempelajari ilmu agar menjadi orang yang terbaik dan paling mulia di sisi Allah. Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Dikatakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
مَن أكرم الناس؟ قال: ((أكرمهم أتقاهم))، قالوا: يا نبي الله، ليس عن هذا نسألك، قال: ((فأكرمُ الناس يوسفُ نبي الله، ابن نبي الله، ابن نبي الله، ابن خليل الله))، قالوا: ليس عن هذا نسألك، قال: ((فعن معادن العرب تسألونَني؟))، قالوا: نعم، قال: ((فخيارُكم في الجاهلية خيارُكم في الإسلام إذا فَقُهوا))
""Siapakah manusia yang paling mulia?" Beliau menjawab: "Orang yang paling bertakwa di antara mereka." Mereka berkata: "Wahai Nabi Allah, bukan itu yang kami tanyakan." Beliau kemudian menjawab: "Maka orang yang paling mulia adalah Yusuf, Nabi Allah, putra Nabi Allah, putra Nabi Allah, putra Khalilullah (Ibrahim)." Mereka berkata: "Bukan itu yang kami maksud." Beliau kemudian bertanya: "Apakah kalian bertanya tentang keturunan Arab?" Mereka menjawab: "Ya." Beliau pun menjawab: "Maka yang terbaik di antara kalian pada masa jahiliah adalah yang terbaik di antara kalian dalam Islam, jika mereka memahami (agama)" (HR. Bukhari dan Muslim).

9. Niat untuk mempelajari ilmu karena ilmu lebih baik daripada ibadah sunnah. Qatadah berkata, Ibnu Abbas berkata:
تذاكرُ العلم ليلةً أحبُّ إليَّ من إحيائها
"Berdiskusi tentang ilmu pada suatu malam lebih aku sukai daripada menghidupkan malam tersebut dengan ibadah."

10. Niat untuk mempelajari ilmu agar bisa menyampaikannya kepada orang yang belum mengetahui. Dalam Shahih Bukhari, dari Abdullah bin Amr bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
بلِّغوا عني ولو آية...
"Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat." (HR. Bukhari).

11. Niat untuk mempelajari ilmu agar bisa menunjukkan kebaikan kepada orang lain sehingga mendapatkan pahala seperti pahala mereka. Dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَن دعا إلى هدًى كان له من الأجر مثل أجور من تبعه، لا ينقص ذلك من أجورهم شيئًا، ومَن دعا إلى ضلالة كان عليه من الإثم مثل آثام مَن تَبِعه، لا ينقص ذلك من آثامهم شيئًا
"Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya, Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, maka dia akan mendapatkan dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun" (HR. Muslim).

12. Niat untuk mempelajari ilmu agar seluruh makhluk memohonkan ampunan untukmu, bahkan malaikat. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan ia mengatakan hadits ini hasan, dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ذُكِرَ لرسول الله - صلى الله عليه وسلم - رجلانِ أحدهما عابد والآخر عالم، فقال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: ((فضل العالِم على العابد كفضلي على أدناكم))، ثم قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: ((إن الله وملائكته وأهل السموات والأرضين، حتى النملة في جحرها، وحتى الحوت ليصلُّون على معلِّم الناس الخيرَ))
"Dikisahkan kepada Rasulullah ﷺ tentang dua orang, salah satunya adalah seorang ahli ibadah dan yang lainnya seorang yang berilmu. Rasulullah ﷺ kemudian bersabda, "Keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah adalah seperti keutamaanku dibandingkan dengan yang terendah di antara kalian."

Kemudian Rasulullah ﷺ melanjutkan, "Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, bahkan semut di dalam sarangnya, dan ikan di laut, semuanya bershalawat (mendoakan kebaikan) bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." ." (HR. At-Tirmidzi).

13. Niat untuk mempelajari ilmu agar menjadi sebab hidayah bagi sebagian orang. Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari Sahl bin Sa'd radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda pada hari Khaibar:
((لأعطينَّ الرايةَ رجلاً يفتحُ الله على يديه))، فقاموا يرجون لذلك أيهم يُعطَى، فغدوا وكلُّهم يرجو أن يعطى، فقال: ((أين علي؟))، فقيل: يشتكي عينيه، فأمر، فدُعِي له، فبَصَق في عينيه، فبرَأ مكانه حتى كأنه لم يكن به شيء، فقال: نقاتلُهم حتى يكونوا مثلنا؟ فقال: ((على رِسْلِك حتى تنزلَ بساحتهم، ثم ادعُهم إلى الإسلام، وأخبِرْهم بما يجب عليهم، فوالله لأنْ يُهدَى بك رجلٌ واحد خير لك من حُمْر النَّعَم))
"Rasulullah ﷺ bersabda, "Sungguh, aku akan memberikan bendera ini kepada seseorang yang melalui tangannya Allah akan memberikan kemenangan." Para sahabat pun bangkit berharap untuk dipilih, dan keesokan harinya mereka semua berharap bahwa mereka yang akan diberi bendera itu. Lalu Rasulullah ﷺ bertanya, "Di mana Ali?" Dikatakan kepada beliau, "Dia sedang sakit mata." Maka beliau memerintahkan agar Ali dipanggil. Rasulullah ﷺ kemudian meludahi mata Ali, dan seketika itu juga Ali sembuh seolah-olah tidak pernah sakit sebelumnya.
Ali pun bertanya, "Apakah kita akan memerangi mereka sampai mereka menjadi seperti kita?" Rasulullah ﷺ menjawab, "Bersabarlah sampai kamu tiba di hadapan mereka. Kemudian ajaklah mereka kepada Islam dan beritahukan kepada mereka kewajiban mereka. Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada satu orang melalui kamu, itu lebih baik bagimu daripada mendapatkan unta merah." (HR. Bukhari dan Muslim).

Sirajul Yani

Post a Comment for "Niat-niat Mulia dalam Menuntut Ilmu Syar'i"