Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

(Khutbah) Kedudukan Tauhid dalam Kehidupan Seorang Muslim

(Khutbah) Kedudukan Tauhid dalam Kehidupan Seorang Muslim

Khutbah Jumat: Kedudukan Tauhid dalam Kehidupan Seorang Muslim

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin AlBadar

Khutbah Pertama:
الحمد لله الولي الحميد ، العظيم المجيد ، الفعّالِ لما يريد ، ذي العرش المجيد ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له شهادة مُقرٍّ له بالتوحيد ، منـزِّه له عن الشريك والنّديد ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله أولي الفضائل والمكارم وكل خُلق حميد ؛ صلى الله وسلم عليه وعلى آله وصحبه أجمعين . أما بعد
Segala puji bagi Allah yang Maha Pelindung, Maha Terpuji, Maha Agung, yang melakukan apa yang Dia kehendaki, Pemilik ‘Arsy yang mulia. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Kesaksian yang mengakui tauhid-Nya, menyucikan-Nya dari sekutu dan tandingan. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, pemilik segala keutamaan dan akhlak yang mulia; semoga shalawat dan salam tercurah kepada beliau, keluarganya, dan seluruh sahabatnya.

Amma ba’du.

Wahai orang-orang beriman, hamba-hamba Allah, bertakwalah kepada Allah Ta’ala, dan ingatlah Dia dalam setiap keadaan, baik dalam sembunyi maupun terang-terangan, baik saat sendiri maupun di hadapan orang lain. Ketakwaan kepada Allah adalah beramal dengan ketaatan kepada-Nya berdasarkan cahaya dari-Nya dengan harapan pahala-Nya, serta meninggalkan maksiat kepada-Nya dengan cahaya dari-Nya karena takut akan siksa-Nya.

Wahai hamba-hamba Allah, ketahuilah—semoga Allah merahmati kalian—bahwa tujuan terbesar, sasaran tertinggi, dan cita-cita paling mulia adalah mentauhidkan Rabb bumi dan langit, mengakui keesaan-Nya, dan mengkhususkan-Nya dalam segala bentuk ketaatan, penyerahan diri, ketundukan, rasa takut, dan harapan. Inilah tujuan utama penciptaan manusia dan jin, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Inilah juga tujuan diutusnya para rasul Allah dan diturunkannya kitab-kitab-Nya yang agung. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ
"Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul kepada setiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut.’" (QS. An-Nahl: 36). Dan Dia juga berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad) melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku." (QS. Al-Anbiya’: 25).

Wahai hamba-hamba Allah, dengan tauhid seorang hamba akan hidup dalam kehidupan yang sejati, dipenuhi dengan ridha Allah, kemuliaan, dan kenikmatan. Tanpa tauhid, seseorang akan hidup seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ
"Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi." (QS. Al-Furqan: 44). Orang yang tidak memiliki tauhid dianggap mati meskipun berjalan di atas bumi, sedangkan orang yang bertauhid adalah yang benar-benar hidup. Allah Ta’ala berfirman:
أَوَ مَن كَانَ مَيْتاً فَأَحْيَيْنَاهُ
"Apakah orang yang tadinya mati lalu Kami hidupkan dia..." (QS. Al-An’am: 122), yaitu Kami hidupkan dia dengan iman dan tauhid.

Dengan tauhid, wahai hamba-hamba Allah, negeri-negeri menjadi aman, badan-badan menjadi sehat, dan orang-orang memperoleh kebahagiaan. Allah Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَـئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itulah yang mendapat petunjuk." (QS. Al-An’am: 82).

Dengan tauhid, manusia akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan jiwa. Allah Ta’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka Kami pasti akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik." (QS. An-Nahl: 97).

Wahai hamba-hamba Allah, dengan tauhid hati akan terbebas dari kecemasan, pikiran-pikiran buruk, dan was-was yang menyesatkan. Hati akan mendapatkan ketenangan, ketentraman, dan kedamaian. Allah Ta’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
"Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia.’" (QS. An-Nas: 1-3). Ini adalah tauhid kepada Allah.

Dengan tauhid, syaitan akan terusir dan tidak mampu bertahan di tempat di mana tauhid ditegakkan. Rasulullah ﷺ bersabda: "Jika syaitan mendengar adzan, ia akan lari sambil mengeluarkan suara kentut." Adzan itu sendiri adalah tauhid, pengagungan, dan pemuliaan bagi Allah Ta’ala. Ayat Kursi adalah ayat tauhid yang mengandung dalil-dalil dan bukti-bukti keesaan-Nya. Jika seorang mukmin membacanya saat berbaring di tempat tidurnya, Allah akan mengutus penjaga untuk melindunginya, dan syaitan tidak akan mendekatinya hingga pagi hari.

Dengan tauhid, wahai hamba-hamba Allah, seorang hamba akan selamat dari tipu daya para penjahat, seperti tukang sihir, dukun, dan peramal. Allah Ta’ala berfirman:
وَكَانَ حَقّاً عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ
"Sungguh, Allah membela orang-orang yang beriman." (QS. Al-Hajj: 38).

Dengan tauhid, seorang hamba akan mendapatkan seluruh kebaikan, kebahagiaan dunia dan akhirat. Allah Ta’ala telah menetapkan bahwa kebahagiaan dan kenikmatan hanya untuk orang-orang yang beriman dan bertauhid, baik di dunia, di alam kubur, maupun di akhirat kelak. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ
"Sesungguhnya orang-orang yang berbakti/berbuat baik benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar." (QS. Al-Infitar: 13).

Kita memohon kepada Allah Ta’ala agar kita hidup sebagai orang yang mentauhidkan-Nya, mengikhlaskan agama hanya untuk-Nya, beriman kepada-Nya, dan mengagungkan-Nya. Dan semoga Allah melindungi kita semua dari segala bentuk syirik, baik yang kecil maupun yang besar, yang nampak maupun yang tersembunyi.

Aku katakan ini, dan aku memohon ampun kepada Allah untuk diriku dan untuk kalian serta seluruh kaum muslimin dari segala dosa. Mintalah ampun kepada-Nya, karena Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Khutbah Kedua:

Segala puji bagi Allah yang Maha Agung dalam kebaikan-Nya, luas dalam keutamaan dan kemurahan-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya; semoga shalawat dan salam tercurah kepada beliau, keluarganya, dan seluruh sahabatnya.

Amma ba’du, wahai hamba-hamba Allah: Sesungguhnya tauhid kepada Allah adalah perkara paling utama dan paling agung yang harus diingatkan kepada manusia. Allah Ta’ala berfirman:
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ (55) وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 55-56).

Seorang hamba perlu memperkuat imannya, memperbarui Islamnya, dan memperkuat hubungannya dengan Rabb-nya. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الإِيمَانَ لَيَخْلَقُ فِي جَوْفِ أَحَدِكُمْ كَمَا يَخْلَقُ الثَّوْبُ الخَلِق ، فَاسْألُوا اللهَ أَنْ يُجَدِّدَ الإِيمَانَ فِي قُلُوبِكُمْ
"Sesungguhnya iman itu bisa menjadi usang dalam dada salah seorang dari kalian sebagaimana usangnya pakaian. Maka mintalah kepada Allah agar memperbarui iman di hati kalian."

Di tengah-tengah fitnah yang mengalihkan dan hawa nafsu yang menyeret, manusia perlu ditekankan untuk menjaga tauhid, dan anak-anak perlu dididik dengan tauhid sejak dini. Allah Ta’ala berfirman:
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
"Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Luqman: 13).

Wahai hamba-hamba Allah, ketahuilah—semoga Allah merahmati kalian—bahwa kehidupan ini adalah tempat sementara, bukan tempat menetap, dan balasan atas amal perbuatan akan diberikan pada hari pertemuan dengan Allah.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
"(Hari) di mana harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih." (QS. Asy-Syu'ara: 88-89), yaitu hati yang bersih dari syirik dan segala sesuatu yang mendatangkan kemurkaan Allah Ta’ala.

Orang yang cerdas di antara hamba-hamba Allah adalah yang menilai dirinya sendiri dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan hanya berharap-harap kosong kepada Allah.

﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦] ، وقال صلى الله عليه وسلم : (( مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا)) . اللهم صلِّ على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد ، وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد. وارضّ اللهم عن الخلفاء الراشدين الأئمة المهديين ؛ أبي بكر الصديق ، وعمر الفاروق ، وعثمان ذي النورين ، وأبي الحسنين علي ، وارض اللهم عن الصحابة أجمعين وعن التابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين ، وعنا معهم بمنّك و كرمك وإحسانك يا أكرم الأكرمين. اللهم أعزّ الإسلام والمسلمين وأذلّ الشرك والمشركين ودمِّر أعداء الدين واحم حوزة الدين يا رب العالمين. اللهمّ آمنا في أوطاننا وأصلح أئمتنا وولاة أمورنا ، واجعل ولايتنا فيمن يخافك ويخشاك يا ذا الجلال والإكرام. اللهم آتِ نفوسنا تقواها ، زكِّها أنت خير من زكاها ، أنت وليُّها ومولاها. اللّهم أعنّا ولا تعِن علينا ، وانصرنا ولا تنصر علينا ، وامكر لنا ولا تمكر علينا ، واهدنا ويسِّر الهدى لنا ، وانصرنا على من بغى علينا. اللهمّ اجعلنا لك ذاكرين ، لك شاكرين ، إليك أوّاهين منيبين ، لك مخبتين لك مطيعين . اللهم تقبَّل توبتنا ، واغسل حوبتنا ، وثبِّت حجّتنا ، وسدِّد ألسنتنا ، وأجب دعوتنا ، واسلل سخيمة صدورنا. اللّهمّ وأصلح ذات بيننا وألف بين قلوبنا واهدنا سبل السلام وأخرجنا من الظلمات إلى النور ، وبارك لنا في أسماعنا وأبصارنا وأزواجنا وذرياتنا وأموالنا واجعلنا مباركين أينما كنا. اللهم اغفر لنا ذنبنا كله ؛ دقه وجله ، أوله وآخره ، سره وعلنه. اللهم اغفر لنا ولوالدينا وللمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. ربَّنا إنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين. ربَّنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. عباد الله : اذكروا الله يذكركم ، واشكروه على نعمه يزدكم ،  وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Post a Comment for "(Khutbah) Kedudukan Tauhid dalam Kehidupan Seorang Muslim"