(Khutbah Jum'at) Keutamaan Ilmu Syar'i dan Cara Meraihnya
Khutbah Jumat: Keutamaan Ilmu Syari'ah dan Cara Meraihnya
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونتوب إليه , ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا , من يهده الله فلا مضل له ، ومن يضلل فلا هادي له ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله صلى الله وسلم عليه وعلى آله وأصحابه أجمعين
Amma ba'du, wahai kaum mukminin, hamba-hamba Allah, saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada kalian semua untuk selalu bertakwa kepada Allah. Karena, siapa saja yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menjaganya dan membimbingnya menuju kebaikan dalam urusan agamanya maupun dunianya.
Ketahuilah, semoga Allah merahmati kalian, bahwa kedudukan ilmu dalam agama sangatlah mulia dan derajatnya tinggi. Allah, Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, telah mengutamakan ilmu dan para ahli ilmu serta mengangkat derajat para ulama. Allah juga membedakan antara orang-orang yang berilmu dan yang tidak berilmu. Allah Ta'ala berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah: 11).
Allah juga berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
"Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az-Zumar: 9).
Allah berfirman:
أَفَمَنْ يَمْشِي مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمَّنْ يَمْشِي سَوِيًّا عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya lebih mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegak di atas jalan yang lurus?" (QS. Al-Mulk: 22).
Allah juga berfirman:
أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى
"Apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu adalah kebenaran, sama dengan orang yang buta?" (QS. Ar-Ra'd: 19).
Wahai hamba Allah, begitu banyak ayat yang menegaskan makna tersebut.
Sunnah Nabi pun penuh dengan hadits-hadits yang mengangkat derajat ilmu, menunjukkan keutamaannya, dan mendorong kita untuk mempelajarinya serta menekuni para ulama. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ ، وَإِنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانِ فِي الْمَاءِ ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ ، إِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka karena ridha terhadap penuntut ilmu. Dan sesungguhnya makhluk yang ada di langit dan di bumi hingga ikan-ikan di laut memohonkan ampunan bagi penuntut ilmu. Keutamaan seorang yang berilmu dibandingkan dengan seorang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan di atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang sangat banyak." (HR. Tirmidzi).
Rasulullah juga bersabda:
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
"Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agama." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits-hadits tentang keutamaan ilmu sangatlah banyak. Oleh karena itu, seorang muslim harus sangat memperhatikan ilmu dan bersemangat dalam mencarinya karena kedudukan ilmu yang tinggi dalam hati seorang muslim serta karena melihat dampak baik dan manfaat besar yang diperoleh dari ilmu.
Wahai kaum mukminin, kita sekarang memasuki tahun ajaran baru. Besok, para pelajar akan kembali ke sekolah-sekolah dan memulai tahun ajaran baru. Setiap orang akan menuju jenjang pendidikannya masing-masing untuk menerima ilmu. Namun, wahai hamba Allah, saat kita menyambut tahun ini dan memulai hari-harinya, apakah kita sudah menyadari tujuan dari ilmu dan manfaatnya? Apakah kita telah memahami apa yang harus kita pelajari dan kedudukan ilmu itu sendiri? Apakah kita sudah mengetahui cara belajar yang efektif dan jalan yang bermanfaat untuk memperoleh ilmu?
Wahai hamba Allah, ada tiga pertanyaan yang harus sering muncul dalam benak kita, terutama di awal tahun baru ini:
1. Mengapa kita belajar?
2. Apa yang harus kita pelajari?
3. Bagaimana cara kita belajar?
Pertanyaan-pertanyaan ini sangat penting dan harus diajukan oleh setiap penuntut ilmu agar perjalanannya dalam belajar dan langkah-langkahnya dalam memperoleh ilmu menjadi lebih terarah dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Wahai penuntut ilmu, ketika kamu menuju sekolah dan melangkahkan kaki ke gerbangnya, tanyakanlah pada dirimu sendiri tiga pertanyaan ini: Mengapa aku belajar? Apa yang harus aku pelajari? Dan bagaimana cara aku belajar?
Pertanyaan pertama, wahai hamba Allah, jawabannya beragam tergantung pada niat dan tujuan orang yang belajar. Namun, seorang mukmin yang jujur dan muslim yang diberkahi, belajar hanya untuk satu tujuan, yaitu meraih ridha Allah Ta'ala. Sebab, Allah memerintahkan kita untuk menuntut ilmu, mendorong kita untuk memperolehnya, dan menganjurkan kita untuk menambahnya. Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam:
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
"Dan katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku." (QS. Thaha: 114).
Seorang muslim belajar untuk mendapatkan ridha Allah dan meraih keberhasilan, kebahagiaan, dan kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Semua itu tergantung pada ilmu yang bermanfaat dan benar, yang diambil dari Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.
Seorang muslim yang diberkahi, wahai hamba Allah, belajar dengan meneladani Imam para ulama dan teladan seluruh umat manusia, yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yang mematuhi perintah Allah dalam menuntut ilmu dan menganjurkan umatnya untuk berilmu serta memotivasi mereka untuk menuntut ilmu. Sebagian hadits tentang keutamaan ilmu sudah kita sebutkan sebelumnya.
Oleh karena itu, wahai hamba Allah, dalam menuntut ilmu, seseorang harus memiliki niat yang tulus kepada Allah. Niatkanlah dalam menuntut ilmu untuk meraih ridha Allah dan mencari pahala dari-Nya. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: "Tidak ada yang setara dengan ilmu jika niatnya baik." Ditanyakan kepadanya: "Apa itu niat yang baik?" Ia menjawab: "Yaitu niat untuk menghilangkan kebodohan dari diri sendiri dan orang lain."
Wahai hamba Allah, niat membutuhkan usaha dan perjuangan karena jiwa manusia sering kali tidak stabil dan tujuan-tujuan dapat bervariasi. Oleh karena itu, harus ada usaha untuk menjaga niat yang baik dan murni. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
"Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Pertanyaan kedua, wahai hamba Allah, apa yang harus kita pelajari? Ilmu yang paling baik, paling sempurna, paling utama, dan paling bermanfaat adalah ilmu syari'ah, yaitu ilmu tentang firman Allah dan sabda Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Ilmu ini adalah ilmu yang paling mulia dan paling baik di dunia. Ayat-ayat dan hadits-hadits yang memuji ilmu dan para ulama, maksudnya adalah ilmu ini, yaitu ilmu tentang tujuan utama manusia diciptakan, ilmu tentang tauhid dan akidah yang benar, ilmu tentang rukun-rukun Islam dan pondasi agama, serta ilmu tentang halal dan haram. Ini, wahai hamba Allah, adalah ilmu yang paling mulia dan paling baik.
Dari ilmu ini, ada ilmu yang wajib diketahui oleh setiap muslim, yang tidak boleh diabaikan, yaitu ilmu yang tanpanya seseorang tidak bisa melaksanakan kewajibannya. Misalnya, bagaimana cara shalat, puasa, beribadah kepada Allah, menjauhi syirik, berjual beli dengan cara yang benar, dan sebagainya. Ilmu-ilmu ini wajib diketahui oleh setiap muslim.
Kemudian, seorang muslim harus terus menambah ilmunya dan memperdalam ilmu syari'ah dengan membaca dan merenungkan Kitab Allah, mempelajari dan memahami Sunnah Rasulullah, merenungkan dan memikirkan sejarah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, serta menelaah dan mengambil hikmah dari sejarah para sahabat radhiyallahu 'anhum dan sejarah umat yang mulia ini. Ilmu ini, wahai hamba Allah, adalah ilmu yang menerangi jalan dan membimbing seorang muslim ke jalan yang lurus. Allah Ta'ala berfirman:
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu Ruh (Al-Qur'an) dari urusan Kami. Sebelumnya kamu tidak mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu. Tetapi Kami menjadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. Asy-Syura: 52).
Pertanyaan ketiga, wahai hamba Allah, bagaimana cara kita belajar? Cara belajar yang benar adalah menuntut ilmu dengan benar, mempelajari ilmu dari sumber yang murni, dan mengamalkan ilmu yang diperoleh. Ilmu tanpa amal adalah seperti pohon tanpa buah. Seorang muslim yang jujur, wahai hamba Allah, harus mencari ilmu dengan niat yang ikhlas, belajar dari ulama yang terpercaya, mengikuti bimbingan mereka, dan berusaha memahami ilmu dengan baik. Setelah itu, ia harus mengamalkan ilmu tersebut dalam kehidupannya sehari-hari, mengajarkan kepada orang lain, dan menyebarkan kebaikan dengan ilmunya.
Wahai hamba Allah, setelah kita mengetahui pentingnya ilmu, jenis ilmu yang bermanfaat, dan cara belajar yang benar, maka marilah kita bersemangat dalam menuntut ilmu dan menjaga niat yang baik dalam mencari ilmu. Janganlah kita menjadi orang yang tidak peduli terhadap ilmu, malas dalam menuntut ilmu, atau menuntut ilmu tanpa niat yang benar.
Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang berilmu, yang mengamalkan ilmunya, dan yang mendapatkan keberkahan dari ilmunya di dunia dan akhirat.
Aku berkata seperti ini, dan aku memohon ampun kepada Allah untukku dan untuk kalian, serta untuk seluruh kaum muslimin. Maka, mohonlah ampunan-Nya. Sesungguhnya, Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah Kedua:
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pemurah, luas karunia-Nya, dan Maha Memberi anugerah serta kebaikan. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada beliau, keluarga, dan seluruh sahabatnya.
Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya ilmu adalah tanggung jawab yang besar. Setiap dari kita akan ditanya pada Hari Kiamat saat berdiri di hadapan Allah Yang Maha Tinggi tentang ilmu yang telah kita pelajari. Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ - وذكر منها - : وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ
"Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada Hari Kiamat hingga dia ditanya tentang empat perkara" - dan di antaranya - "tentang ilmunya, apa yang telah dia amalkan dengan ilmu tersebut." Dalam hal ini, wahai hamba Allah, terdapat peringatan bagi setiap Muslim bahwa ada dua hal yang wajib dia lakukan terkait ilmu:
Pertama, berusaha keras dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu agar menjadi bagian dari golongan yang memiliki ilmu dan pembawa ilmu; yaitu golongan yang mendapatkan keberuntungan, kemuliaan, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kedua, menyadari bahwa ilmu adalah tanggung jawab yang besar yang harus ditanggung dengan penuh kejujuran dan harus dilaksanakan dengan sempurna; karena pada suatu hari nanti dia akan berdiri di hadapan Allah Yang Maha Tinggi dan Allah akan menanyainya tentang setiap ilmu yang telah dia pelajari. Oleh karena itu, wahai hamba Allah, siapa yang menyadari bahwa dia akan berdiri di hadapan Allah Yang Maha Tinggi dan bahwa Allah akan menanyainya, maka hendaklah dia mempersiapkan jawabannya dengan benar dan mempersiapkan jawaban yang tepat.
Orang yang cerdas di antara hamba Allah adalah orang yang menahan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati, sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan hanya berangan-angan kepada Allah.
Bershalawatlah dan ucapkan salam kepada Muhammad bin Abdullah, sebagaimana Allah memerintahkan kalian dalam kitab-Nya:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali."
اللهم صلِّ على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد , وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد . وارض اللهم عن الخلفاء الراشدين الأئمة المهديين؛ أبي بكر الصديق وعمر الفاروق وعثمان ذي النورين وأبي الحسنين علي , وارض اللهم عن الصحابة أجمعين ، وعن التابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدِّين ، وعنا معهم بمنك وكرمك وإحسانك يا أكرم الأكرمين .
اللهم أعزّ الإسلام والمسلمين , اللهم أعز الإسلام والمسلمين , اللهم أعز الإسلام والمسلمين ، وأذل الشرك والمشركين ، ودمر أعداء الدين ، واحم حوزة الدين يا رب العالمين . اللهم آمنّا في أوطاننا وأصلح أئمتنا وولاة أمورنا واجعل ولايتنا فيمن خافك واتقاك واتبع رضاك يا ربَّ العالمين . اللهم وفق ولي أمرنا لما تحب وترضى وأعنه على البر والتقوى وسدده في أقواله وأعماله وألبسه ثوب الصحة والعافية وارزقه البطانة الصالحة الناصحة . اللهم وفق جميع ولاة أمر المسلمين للعمل بكتابك واتباع سنة نبيك محمد صلى الله عليه وسلم واجعلهم رحمة ورأفة على عبادك المؤمنين .
اللهم آت نفوسنا تقواها زكها أنت خير من زكاها أنت وليها ومولاها . اللهم إنا نسألك الهدى والسداد . اللهم إنا نسألك الهدى والتقى والعفّة والغنى . اللهم إنا نسألك علماً نافعا وعملاً صالحا ورزقاً طيبا . اللهم علِّمنا ما ينفعنا وانفعنا بما علمتنا وزدنا علما . اللهم إنا نعوذ بك من علمٍ لا ينفع ، ومن قلبٍ لا يخشع ، ومن دعاءٍ لا يُسمع ، ومن نفسٍ لا تشبع ، ونعوذ بك اللهم من هؤلاء الأربع . اللهم إنا نسألك من الخير كلِّه عاجله وآجله ما علمنا منه وما لم نعلم , ونعوذ بك من الشر كله عاجله وآجله ما علمنا منه وما لم نعلم . اللهم إنا نسألك الجنة وما قرَّب إليها من قول أو عمل , ونعوذ بك من النار وما قرب إليها من قول أو عمل , وأن تجعل كل قضاء قضيته لنا خيرا.
اللهم أصلح ذات بيننا ، وألِّف بين قلوبنا ، واهدنا سبل السلام ، وأخرجنا من الظلمات إلى النور ، وبارك لنا في أسماعنا وأبصارنا وأزواجنا وذرياتنا وأموالنا واجعلنا مباركين أينما كنا . ربنا إنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين . ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.
عباد الله : اذكروا الله يذكركم ، واشكروه على نعمه يزدكم ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ .
Post a Comment for "(Khutbah Jum'at) Keutamaan Ilmu Syar'i dan Cara Meraihnya"
Santun dalam berkomentar, cermin pribadi anda