Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nasehat Mengingat Kematian

Nasehat Mengingat Kematian

Nasehat Mengingat Kematian

Pentingnya Mengingat Kematian: Mengingat kematian adalah penting karena mengingatkan kita akan kefanaan dan mengarahkan kita untuk mempersiapkan diri menghadapi alam akhirat. Kematian bisa datang kapan saja tanpa memandang usia atau kondisi kesehatan. Kehilangan orang terdekat menjadi pengingat nyata akan hal ini.

Anjuran untuk Mengingat Kematian: Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menganjurkan umatnya untuk sering mengingat kematian, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
"Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian)" (HR. An Nasai no. 1824, Tirmidzi no. 2307, Ibnu Majah no. 4258, dan Ahmad 2: 292).

Keutamaan Mengingat Kematian:

1. Ibadah Tersendiri: Mengingat kematian sendiri adalah ibadah yang diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

2. Khusyu’ dalam Shalat: Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
اذكرِ الموتَ فى صلاتِك فإنَّ الرجلَ إذا ذكر الموتَ فى صلاتِهِ فَحَرِىٌّ أن يحسنَ صلاتَه وصلِّ صلاةَ رجلٍ لا يظن أنه يصلى صلاةً غيرَها وإياك وكلَّ أمرٍ يعتذرُ منه
“Ingatlah kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan shalat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak bisa memenuhinya).” (HR. Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus. Hadits ini hasan sebagaimana kata Syaikh Al Albani).

3. Persiapan Bertemu Allah: Mengingat kematian membuat kita lebih mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Allah dan menjawab pertanyaan tentang amal perbuatan kita di dunia.

4. Perbaikan Hidup: Mengingat kematian membantu seseorang memperbaiki kehidupannya, menjauhi kelalaian terhadap dunia, dan menghindari kezaliman.
أكثروا ذكر هَاذِمِ اللَّذَّاتِ فإنه ما ذكره أحد فى ضيق من العيش إلا وسعه عليه ولا فى سعة إلا ضيقه عليه
“Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehiupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan akhirat).” (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani).

5. Menghindari Kezaliman:
أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ
“Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.” (QS. Al Muthoffifin: 4). Ayat ini ditujukan bagi orang-orang yang berlaku zalim dengan cara curang saat menakar. Jika mereka mengetahui bahwa besok ada hari kiamat dan akan dihisab satu per satu, pasti mereka tidak akan berlaku zalim seperti itu. 

Nasihat Ulama:

• Abu Darda’: "Jika mengingat mati, maka anggaplah dirimu akan seperti orang-orang yang telah meninggalkanmu."

• Ar Robi’ bin Khutsaim: Ia menggali kubur di rumahnya sebagai pengingat dan berbaring di sana sambil membaca QS. Al Mu’minuun: 99-100.

Doa untuk yang Meninggal: Semoga Allah mengampuni dosa-dosa orang yang telah meninggal, merahmatinya, dan memberikan tempat yang mulia di akhirat. Semoga Allah membersihkan mereka dari kesalahan dan memberikan penggantian yang lebih baik di akhirat.

Sumber:
Ahkamul Janaiz Fiqhu Tajhizul Mayyit, Kholid Hannuw, Dar Al ‘Alamiyah, cetakan pertama, 1432 H, hal. 9-13

Post a Comment for "Nasehat Mengingat Kematian"