Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bacaan Rakaat Ketiga dan Keempat

Bacaan Rakaat Ketiga dan Keempat

Penjelasan tentang sunnah dalam membaca surat di rakaat ketiga dan keempat shalat.

1. Anjuran Meringankan Rakaat Ketiga dan Keempat:

Dianjurkan agar rakaat ketiga dan keempat lebih ringan dibandingkan dengan rakaat pertama dan kedua. Hal ini sesuai dengan praktik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan diikuti oleh sahabat seperti Saad bin Abi Waqqas radhiyallahu 'anhu.

Ketika Saad bin Abi Waqqas menjadi gubernur Kufah dan mengimami shalat, banyak penduduk Kufah yang mengeluh kepada Umar. Mereka mengatakan, Saad tidak bisa shalat dengan benar. Di hadapan Umar, Saad mengatakan, ‘Saya tidak peduli dengan komentar mereka selama saya mempraktekkan shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika dzuhur dan asar. Saya memanjangkan dua rakaat pertama dan meringankan dua rakaat kedua.’ Umar memberikan komentar,
ذَاكَ الظَّنُّ بِكَ يَا أَبَا إِسْحَاقَ
“Itu yang menjadi dugaan saya dari kritik mereka, wahai Saad.” (HR. Ahmad 1510, Bukhari 755, dan Nasai 1003).

2. Perbedaan Pendapat tentang Membaca Surat Setelah Al-Fatihah di Rakaat Ketiga dan Keempat:

Pendapat Pertama: Sebagian ulama, seperti Abu Bakr As-Shiddiq radhiyallahu 'anhu, menganjurkan membaca surat atau beberapa ayat setelah Al-Fatihah.

Pendapat Kedua: Mayoritas ulama, termasuk madzhab Hanafi dan Hambali, serta sebagian pendapat dari Imam As-Syafii, menganjurkan agar cukup membaca Al-Fatihah saja.

3. Konsensus Ulama:

Ulama sepakat bahwa boleh hanya membaca surat Al-Fatihah saja di rakaat ketiga dan keempat, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beberapa riwayat hadits.

Juga terdapat riwayat dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كان يقرأ في الظهر في الأوليين بـ: {أم الكتاب} وسورتين، وفي الركعتين الأخريين بـ: {أم الكتاب}
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca di dua rakaat pertama shalat zuhur dengan Al-Fatihah dan surat, sementara di dua rakaat terakhir dengan Al-Fatihah. (HR. Bukhari 776, Muslim 451, dan yang lainnya).

4. Kebiasaan Abu Bakr As-Shiddiq radhiyallahu 'anhu:

Beliau terbiasa membaca surat Ali Imran ayat 8 di rakaat ketiga shalat Maghrib. yaitu firman Allah,
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)”.

Hal ini menunjukkan fleksibilitas dalam membaca surat setelah Al-Fatihah di rakaat ketiga dan keempat, meskipun mayoritas ulama menganjurkan hanya membaca Al-Fatihah.

Penjelasan ini memberikan panduan yang jelas bagi kita dalam menjalankan shalat dengan memperhatikan sunnah dan adab yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Semoga Allah Ta'ala senantiasa memberikan kita kemudahan dan keistiqamahan dalam beribadah sesuai dengan tuntunan-Nya.

Allahu a'lam.

Ammi Nur Baits

Post a Comment for "Bacaan Rakaat Ketiga dan Keempat"