SUNNAH PUASA DI BULAN DZULHIJJAH
SUNAH PUASA DI BULAN DZULHIJJAH
1- PUASA TANGGAL 1-9 DZULHIJJAH
Dianjurkan berpuasa pada tanggal 1-9 Dzulhijjah, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
HADITS SEBAGIAN ISTRI NABI
عَنْ هُنَيْدَةَ بْنِ خَالِدٍ، عَنْ امْرَأَتِهِ، قَالَتْ:
حَدَّثَتْنِي بَعْضُ نِسَاءِ النَّبِيِّ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
" أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
• كَانَ يَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ،
• وَتِسْعًا مِنْ ذِي الْحِجَّةِ،
• وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنَ الشَّهْرِ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَخَمِيسَيْنِ"
Dari Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, dia berkata:
sebagian istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menceritakan kepadaku,
bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
• biasa berpuasa pada hari Asyura,
• (biasa berpuasa) sembilan hari dari bulan Dzulhijjah.
• dan (biasa berpuasa) tiga hari setiap bulan, hari Senin pertama tiap bulan dan dua hari Kamis."
(HR. An-Nasai, no. 2372, 2417, 2418; Abu Dawud, no. 2437; Ahmad, no. 22334, 26468, 27376)
2- PUASA TANGGAL 9 DZULHIJJAH (HARI ‘AROFAH)
Dianjurkan berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah, dan keutamaannya sangat besar sebagaimana dijelaskan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
HADITS ABU QOTADAH
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ,
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ "
Puasa hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya.
Puasa hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya.
(HR. Muslim, no: 1162, dari Abu Qatadah)
HADITS IBNU UMAR
عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، يَقُولُ: سَأَلَ رَجُلٌ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ عَنْ صَوْمِ، يَوْمِ عَرَفَةَ؟
فَقَالَ: " كُنَّا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعْدِلُهُ بِصَوْمِ سَنَتَيْنِ "
Dari Sa'id bin Jubair, dia berkata: Seorang laki-laki bertanya kepada Abdullah bin Umar tentang puasa pada hari Arafah.
Maka dia (Abdullah bin Umar) berkata: "Ketika kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kami menyamakan (pahala) puasa pada hari itu dengan puasa selama dua tahun."
(HR. Thobroni dalam Al-Mu’jamul Ausath, no. 751. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam penjelasan Silsilah Adh-Dho’ifah, no. 5191)
3- PUASA TANGGAL 8 DZULHIJJAH (HARI TARWIYAH)
Adapun mengkhususkan berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah, dengan anggapan keutamaannya sangat besar, maka haditsnya palsu, sehingga tertolak.
Yaitu hadits berikut ini:
HADITS IBNU ABBAS
Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ
“Berpuasa satu hari tarwiyah (tagl 8 Dzulhijjah) menghapus dosa setahun”.
(HR. Abu Syaikh di dalam Ats-Tsawab dan Ibnu Najjar; sebagaimana disebutkan oleh As-Suyuthi di dalam Kitab Al-Fathul Kabir, no. 7280 dan oleh Al-Muttaqi Al-Hindi di dalam Kitab Kanzul ‘Ummal, no. 12087)
Syaikh Al-Albani menjelaskan hadits ini di dalam kitab Irwaul Gholil, no. 956, beliau menyatakan:
ضَعِيفٌ عَلَى أَحْسَنِ الأَحْوَالِ
فَإِنِّي لَمْ أَقِفْ عَلَى سَنَدِهِ لِنَتَمَكَّنَ مِنْ دِرَاسَتِهِ وَإِعْطَائِهِ مَا يَسْتَحِقُّهُ مِنَ النَّقْدِ بِدِقَّةٍ
“Hadits ini dhoif (lemah), menurut keadaan yang paling baik.
Karena aku tidak menemukan sanadnya, sehingga memungkinkan untuk mengkajinya dan memberikan kritik yang pas dengan teliti”. (Irwaul Gholil , 4/112)
Kemudian Syaikh Al-Albani menyatakan:
ثُمَّ وَقَفْتُ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِسْنَادِهِ عِنْدَ الدَّيْلَمِيِّ فِي "مُسْنَدِ الْفِرْدَوْسِ" (2/248) مِنْ رِوَايَةِ أَبِي الشَّيْخِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ عَلِيٍّ الْحُمَيْرِيِّ عَنِ الْكَلْبِيِّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ بِهِ.
قُلْتُ:
• وَهَذَا مَوْضُوعٌ، آفَتُهُ الْكَلْبِيُّ، وَاسْمُهُ مُحَمَّدُ بْنُ السَّائِبِ، قَالَ الْحَافِظُ: "مُتَّهَمٌ بِالْكَذِبِ".
قُلْتُ: قَدْ قَالَ هُوَ نَفْسُهُ لِسُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ: "كُلُّ مَا حَدَّثْتُكَ عَنْ أَبِي صَالِحٍ فَهُوَ كَذِبٌ"!
• وَعَلِيُّ بْنُ عَلِيٍّ الْحُمَيْرِيُّ تَرْجَمَهُ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ (3/1/197) وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ جَرْحًا وَلَا تَعْدِيلًا
“Kemudian al-hamdulillah, aku menemukan sanadnya pada riwayat Ad-Dailamiy di dalam kitab “Musnad Al-Firdaus, 2/248, dari riwayat Abu Syaikh, dari Ali bin Ali Al-Himyariy, dari Al-Kalbiy, dari Abu Sholih, dari Ibnu Abbas.
Aku katakan:
• (Sanad ini) palsu! Cacatnya pada Al-Kalbiy, namanya Muhammad bin As-Saib. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Dia dituduh berdusta”.
Aku katakan: Bahkan dia (Al-Kalbiy) sendiri berkata kepada Sufyan Ats-Tsauri, “Semua yang aku ceritakan kepadamu dari Abu Sholih, maka itu dusta!”.
• Adapun Ali bin Ali Al-Himyariy disebutkan biografinya oleh Ibnu Abi Hatim, 3/1/197, namun beliau tidak menyebutkan celaan atau pujian kepadanya”. (Irwaul Gholil , 4/112)
Kesimpulannya: hadits ini sanadnya palsu.
Maka hendaklah kita berhati-hati menyampaikan hadits Nabi, jangan sampai terkena ancaman di dalam hadits shohih berikut ini:
عَنْ الْمُغِيرَةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
" إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ,
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ "
Dari Al-Mughirah rodhiyallohu ‘anhu, dia berkata:
“Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya berdusta atasku tidak seperti berdusta atas orang yang lain.
Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka”. (HR. Bukhari, no. 1229)
Semoga Alloh membimbing kita di dalam kebaikan dan menjauhkan dari keburukan. Aamiin.
Ditulis oleh Ustadz Muslim Atsari,
Sragen, Dhuha Selasa,
7-Dzulhijjah-1441 H / 28-Juli-2020 M
Dibaca dan diberi tambahan, Kamis Selasa,
6-Dzulhijjah-1441 H / 13-Juni-2024 M
Post a Comment for "SUNNAH PUASA DI BULAN DZULHIJJAH"
Santun dalam berkomentar, cermin pribadi anda