Hakikat Persatuan Dalam Islam
Persatuan adalah suatu kaidah dasar yang sangat agung dalam Islam. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, "Kalian mengetahui bahwa termasuk kaidah dasar yang sangat agung dan merupakan landasan pokok agama Islam adalah bersatunya hati dan berkumpulnya kalimat serta perdamaian." (Majmu‘ Fatawa 28/51).
Beliau juga mengatakan,
وَهُذَا الْأَصْلُ الْعَظِيمُ: وَهُوَ الْاعْتِصَامُ بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَأَنْ لَا يَتَفَرَّقَ هُوَ مِنْ أَعْظَمِ أُصُولِ الْإِسْلَامِ وَمِمَّا عَظُمَتْ وَصِيَّةُ اللَّهِ ﷺ بِهِ فِي كتَابِهِ. وَمِمَّا عَظُمَ ذَمُّهُ لِمَنْ تَرَكَهُ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَغَيْرِهِمْ وَمِمَّا عَظُمَتْ بِهِ وَصِيَّةُ النَّبِيِّ ﷺ فِي مَوَاطِنِ عَامَّةٍ وَخَاصَّةٍ
"Kaidah agung ini yaitu berpegang teguh dengan tali Allah dan tidak berpecah belah termasuk kaidah dasar Islam yang paling agung yang sering diwasiatkan oleh Allah dalam kitab-Nya dan Nabi dan banyak haditsnya serta celaan kepada orang-orang yang melalaikan kaidah ini." (Majmu‘ Fatawa 22/359).
Al-Imam asy-Syaukani mengatakan, "Persatuan hati dan persatuan barisan kaum muslimin serta membendung segala celah perpecahan merupakan tujuan syari'at yang sangat agung dan pokok di antara pokok-pokok besar agama Islam. Hal ini diketahui oleh setiap orang yang mempelajari petunjuk Nabi yang mulia dan dalil-dalil al-Qur'an dan as-Sunnah." (Al-Fathur Rabbani, asy-Syaukani, 6/2847–2848.)
Asy-Syaikh Abdurrahman ibn Nashir as-Sa'di berkata, "Sesungguhnya kaidah agama yang paling penting dan syari'at para rasul yang paling mulia adalah memberikan nasihat kepada seluruh umat dan berupaya untuk persatuan kalimat kaum muslimin dan kecintaan sesama mereka, serta berupaya menghilangkan permusuhan, pertikaian, dan perpecahan di antara mereka. Kaidah ini merupakan kebaikan yang sangat diperintahkan dan melalaikannya merupakan kemungkaran yang sangat dilarang. Kaidah ini juga merupakan kewajiban bagi setiap umat, baik ulama, pemimpin, maupun masyarakat biasa. Kaidah ini harus dijaga, diilmui (dipelajari ilmunya), dan diamalkan karena mengandung kebaikan dunia dan akhirat yang tiada terhingga." (Risalah fil Hatstsi ‘ala Ijtima‘ Kalimatil Muslimin wa Dzammit Tafarruq wal Ikhtilaf hlm. 21).
Inilah wasiat para ulama kita, seperti wasiat al-Imam ash- Shabuni, "Saya wasiatkan kepada kalian agar menjadi umat yang bersaudara dalam kebaikan, saling menolong, berpegang teguh dengan tali Allah semuanya dan tidak berpecah belah, dan mengikuti jalan para ulama umat ini seperti Malik ibn Anas, asy- Syafi'i, ats-Tsauri, Ibnu Uyainah, Ahmad ibn Hanbal, Ishaq ibn Ibrahim, Yahya ibn Yahya, dan selain mereka dari ulama agama Islam, semoga Allah meridhai mereka semua dan menjadikan kita semua bersama mereka dalam Surga-Nya," (Wasiat Imam ash-Shabuni hlm. 70).
Persatuan adalah sesuatu yang sangat ditekankan dan dianjurkan dalam Islam. Namun, perlu diketahui bahwa persatuan di sini adalah persatuan di atas aqidah yang sama; bukan persatuan yang sekadar dalam slogan saja, sedangkan pada hakikatnya hati mereka bercerai-berai. Allah berfirman,
تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ
"Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti." (QS al-Hasyr [59]: 14)
Aneh bin ajaibnya, banyak orang pada zaman sekarang menilai bahwa dakwah Tauhid dan Sunnah adalah justru memecah belah manusia!!! Demi Allah, sungguh ini adalah pemutarbalikan fakta, karena yang benar justru Tauhid-lah yang menyatukan barisan umat, sebagaimana yang terjadi pada diri para sahabat dahulu yang saling bermusuhan kemudian Allah dengan sebab Tauhid. Allah berfirman, satukan mereka
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ايَتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (٢)
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah ke- padamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah bera- da di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripada- nya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (QS Ali 'Imran [3]: 103)
Abu Ubaidah As-Sidawi
Post a Comment for "Hakikat Persatuan Dalam Islam"
Santun dalam berkomentar, cermin pribadi anda