Mencontoh Akhlak Mulia Gurunya (Adab Menuntut Ilmu Syar’i #22)
Program Belajar Syariah Ke 1
Adab Menuntut Ilmu Syar’i #22
Adab Seorang Pelajar Terhadap Gurunya
Mencontoh Akhlak Mulia Gurunya
Ustadz Agus Eko Wahyono, S.Pd.I
بسم الله الرحمن الرحيم السلام عليكم ورحمه الله وبركاته الحمدلله والصلاه والسلام على رسول الله وعلى اله واصحابه ومن سار على نهجه الى يوم القيامه اما بعد
Kaum muslimin muslimat Rahimakumullah kita akan melanjutkan pembahasan kita pada kesempatan yang mulia ini tentang adab-adab seorang penuntut ilmu, yang mana kita akan melanjutkan adab seorang penuntut ilmu kepada gurunya.
Yaitu seorang penuntut ilmu harus mencontoh akhlak Akhlak Yang Mulia dan sifat-sifat yang baik dari gurunya, dan ini merupakan modal pokok dari seorang murid. Adapun dia mendapatkan ilmu dari gurunya itu adalah tambahan faedah dari modal utamanya, karena yang paling pokok adalah bagaimana dia mencontoh akhlak Akhlak Yang Mulia dan sifat-sifat yang terpuji dari gurunya.
Demikian yang dikatakan oleh Syaikh bakr Abu Zaid dalam kitab-nya Hilyah Tholibil Ilmi. Bahwa :
أمَّا تلقِّي والتَّلقين فهوا رِبح زائد
Beliau mengatakan bahwa Talaqqi dan talqin Ilmu mendapatkan Ilmu adalah keuntungan tambahan dari berguru kepada seorang guru. Lalu apa pokoknya keuntungan utamanya apa? yaitu kita mencontoh kita mengikuti sifat yang baik dan akhlak yang terpuji dari guru tersebut. Walaupun sebenarnya ketika Kita Renungkan seorang murid ketika belajar dari gurunya tentu saja yang paling pokok tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ilmunya, akan tetapi di dalam perkataannya ini Syaikh bakr abu Zaid ini ingin mengungkapkan bahwa mencontoh akhlak seorang guru itu merupakan perkara yang sangat penting, sehingga beliau mengungkapkan sampai-sampai itu adalah modal utama, sedangkan mendapatkan ilmu dari gurunya itu adalah tambahannya. Bisa kita perhatikan ini!...
Ini menunjukkan bahwa mencontoh akhlak seorang guru mencontoh akhlak Akhlak Yang Mulia sifat-sifat yang terpuji dari seorang guru merupakan perkara yang sangat penting, sehingga sampai beliau mengatakan itu adalah utama sedangkan mendapatkan ilmunya adalah Sebagai tambahan saja.
Kemudian yang perlu untuk diperhatikan dalam masalah ini kita mencontoh atau seorang penuntut ilmu mencontoh akhlak yang terpuji sifat Yang Mulia dari gurunya, namun jangan sampai dia Taklid mengikuti secara membabi-buta dalam setiap sifat gurunya, jangan sampai dia taklid! mengikuti membabi-buta tanpa membedakan mana yang terpuji mana yang yang tidak, maka jangan sampai seorang murid mengikuti cara berbicaranya guru, nada bicaranya guru, secara taqlid, tanpa memperhatikan mana yang baik mana ya yang salah.
Kemudian juga mengikuti taklid secara membabi-buta tanpa membedakan mana yang baik mana yang tidak cara berjalannya guru, cara bergeraknya guru, bentuk gurunya, semuanya diikuti secara secara total, yang demikian ini juga tidak dibenarkan. Namun yang benar adalah seorang penuntut ilmu mencontoh akhlak Akhlak Yang Mulia dan sifat-sifat yang yang terpuji, tidak secara total mengikuti seluruh sifat-sifat gurunya dalam berbicara, dalam berjalan, dalam berpakaian, misalnya atau yang lainnya tidak secara total akan tetapi adalah yang di contoh akhlak akhlak yang terpuji dari dari gurunya tersebut. adapun dalam berbicaranya guru, dalam cara mengajarnya, ketika itu kita anggap sebagai sesuatu yang baik dan kita lihat sesuai dengan syariat maka kita contoh. Adapun apabila tidak kita dapati tidak! maka tentu saja kita kita tinggalkan.
Jadi pada intinya adab yang kita bahas saat ini adalah seorang penuntut ilmu mencontoh dan meniru akhlak akhlak yang terpuji dan sifat sifat yang baik dari gurunya.
Wallahu Ta'ala A'lam
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Soal Evauasi: Bagaimana mengikuti akhlak guru kita?
NB:Dilarang mengubah audio dan isi materi atau memindahkannya tanpa mencantumkan sumber.
Post a Comment for "Mencontoh Akhlak Mulia Gurunya (Adab Menuntut Ilmu Syar’i #22)"
Santun dalam berkomentar, cermin pribadi anda